Industri penerbangan Indonesia saat ini memerlukan ratusan penerbang atau pilot setiap tahunnya. Kebutuhan penerbang baru masih belum mencukupi meski sudah ada puluhan sekolah pilot swasta dan pemerintah.
Profesi menjadi penerbang bisa menjadi profesi yang menjanjikan karena gajinya cukup besar termasuk untuk penerbang pemula. Meskipun untuk menjadi pilot butuh investasi biaya pendidikan hingga ratusan juta rupiah per orang.
Sekjen Asosiasi Pendidikan Penerbangan Indonesia Chappy Nasution menjelaskan untuk menjadi seorang penerbang, seseorang bisa masuk sekolah penerbang swasta ataupun milik pemerintah. Bila masuk sekolah penerbang pemerintah atau swasta, seorang calon pilot akan menempuh pendidikan 1 hingga 1,5 tahun.
Saat lulus dengan memperoleh commercial pilot license dan instrument rating, seseorang bisa melamar untuk menjadi penerbang (co. pilot) pesawat komersial yang memiliki gaji belasan juta rupiah per bulan.
“Kalau katakan average first officer baru tamat. Dia bisa dapat gaji belasan juta ditambah uang terbang. Itu satu company (maskapai) berbeda-beda,” kata Chappy
Untuk menjadi penerbang setidaknya memerlukan biaya sekitar Rp 700 juta, Chappy menilai pengembalian modal atau investasi yang ditanamkan orang tua penerbang bisa kembali sangat cepat.
Alasannya, gaji penerbang yang diterima bisa sangat tinggi seiring meningkatnya jam terbang. “Anak muda suka masuk sekolah penerbang karena bisa dapat gaji bisa dan ROI (Return on Invesment) lebih cepat,” jelasnya.
Seperti diketahui, setiap tahunnya kebutuhan pilot baru di dalam negeri mencapai 800 orang, sementara sekolah penerbang dalam negeri hanya mampu memasok hampir setengahnya.
Tantangan ini tidak lepas dari kemampuan sekitar 24 sekolah penerbang swasta nasional, di luar sekolah penerbang pemerintah, dalam melahirkan pilot-pilot baru.
sumber: detik.com