Ketika kamu memilih untuk belajar di luar negeri, aspek keuangan bisa menjadi tantangan yang cukup besar. Dalam kebanyakan kasus, orang tua siswa terlalu fokus untuk membayar biaya sekolah sehingga mereka sering lupa bahwa mereka harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk bertahan hidup di negeri asing.
Selain biaya sekolah, beberapa pengeluaran utama meliputi makanan, akomodasi, perjalanan dan hiburan. Namun, kamu tidak perlu khawatir lagi. Berikut beberapa tips yang dapat membantu kamu menghemat uang saat belajar di luar negeri dan memastikan pengalaman belajar di luar negeri berjalan lancar.
6 Tips Hemat Selama Kuliah dan Hidup di Eropa
Ketika memutuskan untuk kuliah di luar negeri, penting untuk memiliki rencana anggaran yang baik dan menemukan cara untuk berhemat selama belajar di luar negeri. Dengan cara ini, kamu tidak hanya akan mendapatkan pengalaman hidup dan belajar yang kaya di luar negeri, tetapi juga mempelajari keterampilan menghemat uang dan tanggung jawab finansial.
1. Memasak Sendiri (juga untuk orang lain)
Ini jadi kemampuan yang wajib dimiliki oleh mahasiswa yang akan kuliah di luar negeri. Mampu memasak sendiri jelas akan membantu menghemat pengeluaran kita. Perbandingan biaya yang diperlukan untuk memasak sendiri dengan makan di luar (kantin, takeaways atau restoran) bisa mencapai 1:2 atau bahkan 1:4!
Keuntungan memasak sendiri lainnya adalah mampu memperkenalkan makanan Indonesia kepada teman-teman dari luar negeri. Saya cukup bangga bisa mengenalkan soto ayam (versi sederhana tentunya) kepada teman sekelas kursus bahasa Spanyol. Karena topiknya belajar menulis resep, tidak mungkin saya pakai bumbu instan. Akhirnya dengan coba-coba hingga tiga kali gagal, berhasil juga memasak soto ayam bikinan sendiri. Tips: jangan lupa kalau pakai resep dengan cabai, jumlahnya dikurangi karena tidak banyak orang non-Asia yang tahan pedas walaupun menurut kita hanya pedas sedikit.
2. Jangan Beli Buku Kuliah
Kunjungi dan manfaatkan fasilitas perpustakaan. Umumnya semua buku yang dibutuhkan bisa didapatkan di situ. Lagipula textbook biasanya tebal dan berat, sehingga susah dibawa berpindah-pindah. Universitas juga memiliki akses ke berbagai jurnal online sehingga mahasiswa bisa membaca karya ilmiah terbaru sebagai pendukung belajar. Untuk beberapa kasus, bahkan alumni masih diberi akses. Jika memang benar-benar butuh beli textbook, cari informasi tentang buku bekas atau “warisan” dari kakak kelas yang tentunya lebih murah daripada yang baru.
3. Beli Sepeda atau Jalan Kaki
Untuk membeli sepeda, ada baiknya melihat forum atau website lokal yang biasa dipakai untuk jual sepeda bekas. Meski banyak juga yang bilang bahwa sepeda bekas yang dijual ada kemungkinan hasil curian, harganya yang lebih murah dari sepeda baru tetap menggiurkan. Jangan lupa untuk memeriksa semua kelengkapan (dan keutuhan) sepeda yang akan dibeli seperti pompa dan gembok. Pastikan sepeda terkunci dengan aman ketika ditinggalkan karena pencurian sepeda bukan hal aneh di Eropa.
Pada umumnya, di Eropa, jarak yang mampu kita tempuh dengan berjalan kaki (atau bersepeda) lebih jauh daripada di Indonesia. Trotoar yang lebar dan lajur khusus sepeda membuat kita lebih nyaman (dan aman) untuk berjalan kaki atau bersepeda menyusuri kota tempat kita belajar. Untuk pergi ke tempat-tempat yang tidak terlalu jauh, jalan kaki atau bersepeda adalah pilihan yang bijak. Sambil menghapal jalan dan kawasan sekitar tempat tinggal atau kampus, kita tidak perlu mengeluarkan biaya.
4. Miliki Tiket Langganan (atau Kartu Diskon)
Untuk bepergian jarak jauh, bisa dipertimbangkan untuk membeli tiket langganan untuk bis atau kereta. Karena namanya berlangganan, maka penghematan bisa jadi baru terasa kalau tiketnya dipakai beberapa kali. Untuk transportasi, periksa juga apakah ada kartu diskon untuk kategori usia muda (< 26 tahun) atau untuk pelajar. Untuk keperluan jalan-jalan, kartu ISIC (International Student ID Card) layak dimiliki kalau kota tempat kita belajar atau tempat-tempat yang akan kita kunjungi banyak yang menawarkan diskon bagi pemilik kartu ini. Beberapa museum lokal atau landmark terkenal juga menggratiskan (atau memotong sebagian) biaya masuk bagi pelajar universitas di Eropa.
5. Berbagi Apartemen (dengan orang lokal)
Memang asrama kampus umumnya lebih praktis, terjamin dan dekat dengan kampus. Tetapi ada kalanya berbagi apartemen/flat (biasa disebut private accommodation) dengan orang lain jatuhnya lebih murah daripada tinggal di asrama. Perbedaan biaya ini bisa disebabkan karena akomodasi pribadi tidak menawarkan jasa tambahan seperti cleaner atau common room lengkap dengan TV layar datar dan bar (asrama saya di UK ada loh). Dengan tinggal di akomodasi pribadi, interaksi dengan orang di luar kampus juga bisa terjalin.
Apalagi kalau tinggal bersama penduduk lokal, kemampuan berbahasa lokal bisa lebih terasah. Mengurus berbagai hal rumah tangga seperti giliran bersih-bersih, membawa sampah daur ulang ke tempat pengumpulan, dan mengurus pembayaran internet bisa membuat kita juga lebih paham bagaimana rasanya (dan repotnya, tapi tetap fun) tinggal mandiri di Eropa.
6. Berbahasa Lokal (selain bahasa Inggris)
Ada yang bilang bahwa seseorang belum benar-benar bisa berbahasa lokal sebelum bisa menawar harga. Di pasar tradisional atau bazaar barang bekas misalnya, kemampuan berbahasa lokal bisa membantu kita mendapatkan harga yang lebih rendah. Atau setidaknya bisa bertanya misalnya tentang ukuran baju atau kondisi barang yang dijual. Berusaha berbahasa lokal, meski tidak sempurna, pada umumnya akan membuat lawan bicara lebih menghargai dan mau membantu. Jangan lewatkan kesempatan untuk belajar bahasa lokal. Dengan bantuan phrase book, tambahlah perbendaharaan kata selain “terima kasih” atau “selamat pagi”.
Alasan Kuliah di Eropa
Eropa menampung beberapa universitas terbaik dan tertua di dunia. Oleh karena itu, kamu dapat mengharapkan pendidikan kelas dunia dan ruang lingkup penelitian di Eropa. Universitas-universitas ini menawarkan beragam program studi dan pilihan spesialisasi untuk dipilih. Di antara universitas-universitas terkemuka di dunia, sebagian besar universitas berbasis di Eropa.
Banyak negara Eropa seperti Jerman, Perancis, dan Inggris dianggap sebagai pemimpin dunia dalam menawarkan pendidikan berkualitas. Sekalipun tidak mampu mencapai perguruan tinggi terbaik, kamu tetap akan menerima pendidikan yang unggul. Kamu juga akan belajar langsung dari beberapa profesor paling dihormati di dunia. Eropa telah menjadi salah satu pelopor revolusi industri; oleh karena itu, sebagian besar negara Eropa bangga dengan infrastruktur pendidikan yang sangat baik. Semua universitas di Eropa diakreditasi oleh kementerian pendidikan negara asal.
Baca juga:
Syarat Kuliah Sambil Kerja di Eropa
Penutup
Tidak banyak perguruan tinggi dan universitas di dunia yang menawarkan variasi kursus dan spesialisasi seperti yang ditawarkan di Eropa. Dari teknik dan kedokteran hingga musik dan seni, cakupan spesialisasinya sangat luas. Ada sesuatu untuk semua orang di Eropa. Dari seni hingga zoologi, Anda akan menemukan beberapa kursus di Eropa tanpa mengurangi kualitas.
Kamu dapat dengan mudah melamar dan diterima, terutama jika sudah menyelesaikan kursus dari sana sebelumnya. Durasi kursus bervariasi dan juga memiliki struktur biaya berbeda yang sangat bervariasi berdasarkan negara dan universitas yang Anda pilih untuk diikuti. Beberapa program studi paling menjanjikan yang ditawarkan oleh perguruan tinggi Eropa adalah MBA, Desain Grafis, Ilmu Komputer dan IT, Teknik dan Teknologi, Ilmu Lingkungan, dan Hukum.