Bedanya gelar Doktor dan PhD sering kali menjadi pertanyaan bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang sedang merencanakan studi lanjut ke jenjang tertinggi. Meski terdengar serupa dan sama-sama berada di tingkat akademik tertinggi, sebenarnya terdapat perbedaan mendasar antara keduanya.
Memahami perbedaan ini sangat penting agar kamu tidak salah memilih jalur pendidikan, khususnya jika kamu memiliki tujuan karir tertentu di bidang akademik atau profesional. Dengan mengetahui secara jelas perbedaan antara gelar Doktor dan PhD, kamu bisa merencanakan studi yang lebih sesuai dengan minat, latar belakang, serta arah masa depanmu.
Topik Pembahasan
Mengenal Gelar Doktor
Kalau kamu penasaran bedanya gelar Doktor dan PhD, penting banget untuk tahu perbedaan mendasarnya sebelum memutuskan untuk lanjut kuliah ke jenjang tertinggi. Gelar Doktor adalah gelar akademik paling tinggi yang bisa kamu raih, baik untuk karir di dunia akademik maupun profesi tertentu. Dengan memiliki gelar ini, kamu bisa menunjukkan bahwa kamu benar-benar ahli di bidang yang kamu tekuni. Biasanya, gelar ini juga bisa membuka peluang karir yang lebih luas dan meningkatkan penghasilan.
Dalam dunia pendidikan tinggi, gelar doktor terbagi menjadi dua jenis utama: gelar doktor akademik dan gelar doktor profesional. Gelar doktor akademik, seperti PhD atau Doctor of Philosophy, lebih fokus pada riset dan biasanya melibatkan penyusunan disertasi berdasarkan penelitian orisinal. Kalau kamu ingin jadi dosen, peneliti, atau tertarik pada dunia akademik, jenis ini bisa jadi pilihan yang tepat. Contohnya antara lain PhD, Doctor of Education (EdD), Doctor of Fine Arts (DFA), dan lainnya. Tapi jangan salah, lulusan PhD sekarang juga banyak yang berkarir di luar kampus dengan memanfaatkan keahlian riset mereka di berbagai industri.
Di sisi lain, ada juga gelar doktor profesional yang lebih mengarah ke keahlian terapan dalam bidang tertentu. Gelar ini biasanya diperlukan untuk profesi seperti dokter, pengacara, atau ahli bisnis. Kalau kamu ambil jalur ini, kamu akan belajar teori sekaligus praktik yang memang dibutuhkan di dunia kerja. Contohnya seperti Doctor of Medicine (MD), Juris Doctor (JD), Doctor of Veterinary Medicine (DVM), hingga Doctor of Business Administration (DBA). Waktu tempuhnya bervariasi, tergantung bidang yang kamu ambil, dan biasanya ada tambahan masa residensi atau ujian lisensi sebelum kamu bisa benar-benar praktik.
Jadi, sebelum kamu memutuskan untuk kuliah jenjang doktor, pastikan kamu sudah memahami bedanya gelar Doktor dan PhD dengan baik. Dengan begitu, kamu bisa memilih jalur studi yang sesuai dengan tujuan karir dan minatmu.
Baca Juga: Perbedaan Gelar PhD dan Master, Mana yang Tepat Untukmu?
Mengenal Gelar PhD
Mungkin kamu pernah bertanya-tanya apa beda gelar Doktor dan PhD, apakah PhD hanya untuk orang jenius, atau harus menemukan sesuatu yang luar biasa dulu baru bisa mendapatkannya? Sebenarnya, banyak orang yang salah paham soal gelar ini. Bahkan nama lengkapnya, yaitu Doctor of Philosophy, sering membuat orang bingung. Kamu mungkin berpikir bahwa PhD itu hanya untuk orang yang belajar filsafat atau yang ingin jadi dokter. Padahal, kamu tidak harus belajar filsafat, dan gelar ini bukan untuk menjadi dokter medis seperti yang biasa kamu kenal.
PhD adalah singkatan dari Doctor of Philosophy, sebuah gelar akademik tingkat lanjut yang berasal dari bahasa Latin Philosophiae Doctor. Dalam konteks ini, kata “filsafat” tidak mengacu pada jurusan Filsafat, tapi lebih ke arti dasarnya dalam bahasa Yunani: “pencinta kebijaksanaan”. Jadi, kamu tidak perlu takut kalau tidak ingin belajar filsafat, karena PhD bisa kamu ambil di hampir semua bidang dari sains, teknik, hingga seni.
Lalu, sebenarnya apa sih perbedaan antara gelar Doktor dan PhD? Jawabannya, PhD adalah salah satu jenis dari gelar doktor. Artinya, setiap orang yang punya gelar PhD bisa disebut Doktor, tapi tidak semua gelar doktor itu PhD. Ada banyak jenis gelar doktor lain seperti Doktor Hukum (JD) atau Doktor Kedokteran (MD), yang lebih terfokus pada keahlian profesional. Sementara itu, gelar PhD biasanya diperoleh lewat penelitian mendalam yang menghasilkan pengetahuan baru di bidang tertentu. Jadi kalau kamu mau jadi peneliti, dosen, atau ahli di bidang akademik, PhD bisa jadi pilihan yang sangat tepat.
Baca Juga: Pilihan Program PhD di Luar Negeri dengan Biaya Terjangkau
Tips Memilih Universitas Luar Negeri untuk Program S3
Memilih universitas luar negeri untuk program S3 bukanlah keputusan yang bisa diambil secara cepat. Kamu perlu mempertimbangkan banyak hal, mulai dari reputasi kampus, ketersediaan pembimbing riset, hingga lingkungan belajar yang mendukung. Program doktoral umumnya membutuhkan waktu dan komitmen yang cukup panjang, jadi sangat penting untuk memastikan bahwa pilihan universitasmu benar-benar sesuai dengan minat dan tujuan akademik maupun karir mu.
Berikut ini beberapa tips memilih universitas luar negeri untuk program S3:
1. Pentingnya Memilih Universitas Terakreditasi untuk Gelar Doktor dan PhD
Kalau Kamu sedang berencana mengejar gelar doktor dan PhD, salah satu langkah awal yang sangat penting adalah memilih universitas yang sudah terakreditasi. Kenapa ini penting? Karena akreditasi menjadi tanda bahwa kampus tersebut telah diakui secara resmi dan memiliki standar pendidikan yang berkualitas. Akreditasi ini bukan sesuatu yang diberikan begitu saja, tapi hasil dari proses peninjauan ketat oleh lembaga independen. Di Amerika Serikat, misalnya, ada enam lembaga akreditasi regional yang sudah diakui oleh Departemen Pendidikan AS dan Dewan Akreditasi Pendidikan Tinggi.
Mereka akan menilai apakah sebuah universitas benar-benar menyelenggarakan pendidikan yang layak dan konsisten. Kalau standar kampus itu memenuhi kriteria, maka mereka akan diberikan status terakreditasi. Nah, supaya gelar doktor atau PhD yang Kamu raih benar-benar diakui dan bisa membantu karir kedepannya, pastikan Kamu memilih universitas yang sudah lolos akreditasi ini. Dengan begitu, Kamu bisa lebih tenang karena tahu bahwa pendidikan yang Kamu jalani memang punya kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan.
2. Pastikan Sudah Memilih Program Studi yang Tepat
Selanjutnya kamu harus memastikan sudah memilih program studi yang tepat. Kamu bisa memilih program akademik seperti PhD (Doctor of Philosophy), atau bisa juga mempertimbangkan jalur yang lebih praktis seperti gelar doktor profesional. Keduanya sama-sama bergengsi, tapi fokusnya berbeda. PhD lebih cocok buat Kamu yang tertarik dengan dunia akademik dan penelitian. Sementara itu, gelar doktor profesional lebih pas kalau Kamu ingin terjun langsung ke dunia kerja dengan keterampilan khusus.
Sebelum Kamu terlalu jauh menentukan universitas tujuan, pastikan kampus tersebut menawarkan program yang sesuai dengan jalur yang Kamu pilih. Kadang ada universitas yang hanya menyediakan salah satu jenis gelar saja. Jadi, jangan sampai Kamu sudah jatuh hati pada kampus tertentu, tapi ternyata mereka tidak punya program doktor yang Kamu cari. Pelajari dengan baik semua perbedaan antara program-program tersebut supaya keputusanmu matang.
Setelah itu, Kamu bisa mulai mempersempit pilihan berdasarkan spesialisasi yang ditawarkan. Coba cari tahu, universitas mana yang punya program riset sesuai dengan minatmu? Mana yang punya pengalaman atau reputasi bagus di bidang yang Kamu ingin dalami? Dan mana yang punya tim dosen pembimbing atau fasilitas riset yang mendukung topik disertasi mu nanti? Semakin dalam Kamu melakukan riset tentang program doktor, semakin besar kemungkinan Kamu menemukan program terbaik yang benar-benar sesuai kebutuhan dan tujuan akademikmu.
3. Perhatikan Anggota dalam Fakultas yang Kamu Pilih
Pastikan kamu memperhatikan siapa saja dosen atau anggota fakultas di program tersebut. Ini penting karena mereka bukan cuma akan jadi pengajar, tapi juga mentor yang akan membimbingmu selama proses studi. Bahkan, di banyak kasus, mereka ikut menentukan apakah Kamu layak lulus atau tidak. Jadi, dari awal, pastikan Kamu memilih program yang punya tim dosen yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhanmu.
Kamu juga perlu melihat apakah para dosennya punya pengalaman yang relevan di dunia nyata. Banyak dari mereka nggak cuma berkarir di akademik, tapi juga aktif di industri, sehingga bisa memberi pandangan praktis yang berguna untuk studi dan karirmu. Coba cari tahu latar belakang mereka, kredensial nya, dan apakah mereka terbuka untuk membimbing mahasiswa. Kamu harus merasa nyaman dan cocok dengan gaya komunikasi mereka, apalagi jika salah satu dari mereka nantinya akan menjadi pembimbing disertasi.
Jadi, kalau Kamu masih bingung apa beda gelar doktor dan PhD, penting juga untuk memahami siapa yang akan membimbingmu di masing-masing program itu. Dari siapa Kamu belajar bisa sama pentingnya dengan apa yang Kamu pelajari. Jangan ragu untuk menelusuri profil dosen dan melihat rekam jejak mereka sebelum Kamu memilih program S3 yang paling cocok.
4. Cek Dukungan Kampus Sebelum Ambil S3
Sebelum Kamu memutuskan untuk kuliah S3, penting banget untuk melihat apa saja layanan dukungan mahasiswa yang ditawarkan oleh universitas. Apalagi kalau Kamu ingin mengejar gelar doktor, baik itu PhD maupun jenis gelar doktor lainnya. Jangan hanya fokus pada nama besar kampusnya, tapi juga perhatikan apakah mereka punya fasilitas dan layanan yang bisa bantu Kamu selama proses studi, terutama untuk menulis dan meneliti. Ini jadi hal penting, apalagi kalau Kamu sudah lama nggak berada di dunia akademik atau belum pernah benar-benar mendalami riset secara formal.
Coba cari tahu, apakah kampus hanya punya layanan umum, atau justru mereka menyediakan dukungan yang memang dirancang khusus buat mahasiswa doktoral. Misalnya, pusat bantuan penulisan akademik, workshop metodologi riset, atau sesi konsultasi dengan pustakawan riset. Selain itu, jangan lupakan soal karir. Tanyakan apakah kampus punya pusat karir yang aktif membantu mahasiswa doktoral, termasuk menyediakan jaringan alumni atau akses ke peluang kerja setelah lulus. Akan lebih bagus lagi kalau layanan itu tetap bisa diakses oleh alumni, karena itu bisa berguna buat pengembangan karir jangka panjang.
Ingat, apa beda gelar doktor dan PhD bukan cuma soal gelar di atas kertas. Dukungan kampus selama Kamu menjalani studi juga jadi pembeda besar dalam pengalaman dan keberhasilanmu menyelesaikan program tersebut. Jadi, pastikan semua layanan yang ditawarkan benar-benar bisa Kamu akses dengan mudah dan sesuai kebutuhanmu.
5. Pilih Proyek Akhir yang Tepat
Saat Kamu memutuskan untuk lanjut ke jenjang S3, jangan lupa memikirkan soal proyek akhir atau disertasi. Ini adalah bagian penting dari perjalanan meraih gelar, baik itu gelar doktor maupun PhD. Banyak orang masih bingung apa beda gelar doktor dan PhD, padahal salah satunya bisa terlihat dari jenis proyek akhir yang kamu kerjakan. Nah, di sinilah Kamu perlu memastikan bahwa topik yang akan Kamu angkat benar-benar sesuai dengan tujuan pribadi dan minat akademismu.
Beberapa universitas memberikan kebebasan yang luas, jadi Kamu bisa memilih topik yang benar-benar Kamu sukai dan relevan dengan apa yang ingin Kamu capai di masa depan. Tapi ada juga kampus yang sudah menyiapkan daftar topik tertentu yang harus dipilih oleh mahasiswanya. Kalau Kamu punya ide khusus atau arah penelitian sendiri, sistem yang terlalu kaku ini bisa jadi penghalang.
Jadi, sebelum mendaftar, pastikan Kamu tahu bagaimana kebijakan universitas terkait pemilihan topik disertasi. Pilihlah kampus yang mendukung visimu dan membuka ruang untuk kreativitas dalam penelitian. Ini penting banget supaya proses meraih gelar entah itu PhD atau gelar doktor lainnya, bisa Kamu jalani dengan penuh semangat dan sesuai arah yang Kamu inginkan.
Konsultasi Jurusan Kuliah di Luar Negeri sama ICAN Education Saja!
Memahami apa beda gelar doktor dan PhD sangat penting sebelum Kamu memutuskan untuk melanjutkan studi ke jenjang S3. Meskipun keduanya berada di tingkat pendidikan tertinggi, gelar PhD umumnya lebih berfokus pada riset akademik, sedangkan gelar doktor bisa mencakup jalur profesional yang lebih praktis. Mengetahui perbedaan ini akan membantumu memilih program yang paling sesuai dengan tujuan karir dan minat pribadimu.
Kalau Kamu masih bingung harus mulai dari mana atau butuh panduan yang jelas, jangan khawatir. Saatnya Kamu ambil langkah cerdas dengan menggunakan jasa ICAN Education, agen pendidikan luar negeri profesional yang siap membantu perjalanan S3-mu jadi jauh lebih mudah. ICAN Education menawarkan layanan lengkap, mulai dari konsultasi studi S3 luar negeri, bantuan persiapan dokumen, pencarian universitas yang sesuai, hingga akomodasi dan berbagai dukungan lainnya.
Jangan biarkan proses yang rumit menghalangi impianmu meraih gelar tertinggi. Hubungi ICAN Education sekarang juga dan wujudkan rencanamu kuliah S3 di luar negeri dengan lebih terarah dan praktis!