Berapa Lama Waktu yang Diperlukan untuk Kuliah PhD?

Beranda / Perkuliahan / Berapa Lama Waktu yang Diperlukan untuk Kuliah PhD?

Banyak calon akademisi maupun profesional muda yang penasaran, berapa lama kuliah PhD sebenarnya, terutama saat mulai mempertimbangkan studi doktoral di luar negeri. Pertanyaan itu seringkali menjadi pintu masuk menuju eksplorasi lebih dalam tentang menariknya pengalaman kuliah PhD di luar negeri. Bukan hanya soal gelar dan prestise akademik, tetapi juga kesempatan besar untuk mengembangkan riset, membangun koneksi internasional, hingga merasakan atmosfer belajar yang berbeda dari sistem pendidikan di dalam negeri. 

Kuliah PhD di luar negeri juga sering dikaitkan dengan peluang beasiswa, akses ke teknologi canggih, dan lingkungan akademik yang kolaboratif. Inilah yang menjadikan program doktoral di luar negeri sebagai langkah strategis bagi kamu yang serius ingin berkontribusi dalam dunia akademik dan profesional secara global.

Durasi Kuliah PhD Berdasarkan Negara Tujuan

Ketika kamu mulai merencanakan studi doktoral, salah satu hal penting yang perlu kamu ketahui adalah durasi kuliah PhD berdasarkan negara tujuan. Setiap negara memiliki sistem pendidikan tinggi yang berbeda, termasuk dalam hal struktur dan panjang waktu penyelesaian program doktoral. 

Hal ini tentunya akan mempengaruhi perencanaan studi dan kehidupan pribadimu selama menempuh pendidikan di luar negeri. Mengetahui estimasi waktu kuliah di masing-masing negara bisa membantumu menentukan pilihan yang paling sesuai dengan kebutuhan akademik, gaya hidup, serta target karir di masa depan.

Berikut ini durasi kuliah program PhD berdasarkan negara tujuan:

Amerika

Amerika Serikat selalu jadi pilihan utama bagi kamu yang ingin menempuh kuliah PhD di luar negeri. Negara ini punya ribuan universitas yang menawarkan program doktoral, termasuk institusi-institusi bergengsi yang punya reputasi akademik tinggi di dunia. 

Setiap negara bagian di AS punya keunikan tersendiri, dan banyaknya pilihan program pascasarjana membuat kamu lebih leluasa memilih bidang riset sesuai minat. Dengan lebih dari 4.500 universitas dan sekitar 20% di antaranya menawarkan program PhD, peluang untuk berkembang secara akademik dan profesional di negara ini sangat besar.

Program PhD di Amerika biasanya diawali dengan tahap kuliah dan ujian sebelum kamu bisa masuk ke tahap riset. Jadi, kamu nggak langsung meneliti, tapi harus menyelesaikan coursework selama 1 sampai 4 tahun terlebih dahulu. Setelah itu, baru kamu fokus menyusun disertasi selama 2 hingga 4 tahun ke depan. Proses ini memang ketat dan menantang, tapi juga sangat terstruktur untuk membentuk kamu menjadi peneliti yang kompeten dan siap berkontribusi di bidang keilmuan.

Inggris

Kalau kamu tertarik melanjutkan studi PhD di Inggris, biasanya kamu akan menyelesaikannya dalam waktu 3 hingga 4 tahun untuk program penuh waktu. Dalam kurun waktu ini, sebagian besar mahasiswa PhD akan menghabiskan tiga tahun awal untuk melakukan riset secara mandiri, dibimbing oleh dosen pembimbing. Kamu akan merancang metode penelitian sendiri, mengumpulkan data, dan menganalisisnya secara mendalam. Tahun terakhir biasanya digunakan untuk menulis tesis dan mengikuti ujian akhir, termasuk ujian lisan (viva voce).

Setiap mahasiswa punya ritme belajar dan pendekatan riset yang berbeda. Ada yang langsung mantap dengan topik dan metodologi, ada juga yang masih perlu eksplorasi lebih jauh. Tahap penulisan juga bisa jadi sangat variatif, ada yang lancar, ada pula yang butuh lebih banyak waktu untuk menyusun argumen. Proses ini bukan soal cepat-cepat selesai, tapi bagaimana kamu bisa memberikan kontribusi yang berarti dalam bidang akademik yang kamu tekuni.

Kalau kamu memilih jalur paruh waktu, durasi PhD bisa mencapai dua kali lebih lama, tergantung intensitas waktu yang kamu alokasikan. Mahasiswa PhD paruh waktu umumnya meneliti sekitar 20 jam per minggu, sedangkan yang penuh waktu sekitar 40 jam. Ada banyak kampus yang bisa dipilih di Inggris, seperti University of Nottingham, University of Southampton, dan University of York

Kamu juga tidak akan menemukan absensi harian layaknya perkuliahan biasa, karena sebagian besar waktu akan kamu habiskan untuk riset mandiri. Tahap penulisan tesis biasanya jadi masa paling padat, karena kamu harus menyusun seluruh hasil penelitian dalam bentuk karya ilmiah yang terstruktur dan berkualitas.

Australia

Menempuh studi PhD di Australia sebenarnya cukup fleksibel dan tidak terikat pada jadwal yang kaku. Banyak hal bisa mempengaruhi lama waktu yang kamu butuhkan, mulai dari topik penelitian hingga berapa banyak waktu yang bisa kamu alokasikan untuk fokus menjalani studi. Jadi, prosesnya sangat bergantung pada situasi pribadi dan arah penelitian yang kamu ambil.

Meski begitu, memahami perkiraan waktu yang umum dibutuhkan tetap penting sebelum kamu memulai perjalanan akademik ini. Hal ini bisa membantumu merencanakan tahapan studi dengan lebih jelas dan memberi gambaran realistis tentang apa yang akan kamu hadapi selama menjalani program PhD di Australia. Apalagi, setiap universitas dan program bisa memiliki pendekatan yang sedikit berbeda dalam hal durasi.

Secara umum, PhD di Australia bisa diselesaikan dalam 3 – 4 tahun jika kamu menempuhnya secara penuh waktu. Tapi kalau kamu memilih jalur paruh waktu, durasinya bisa menjadi dua kali lebih lama. Beberapa mahasiswa juga memilih kombinasi keduanya, tergantung pada komitmen pribadi atau pekerjaan yang sedang dijalani. Dengan fleksibilitas seperti ini, kamu bisa mengatur ritme studi sesuai kebutuhanmu sendiri. 

Ada banyak universitas yang bisa jadi tujuan untuk mendapatkan pendidikan PhD di Australia, misalnya Monash University Australia, University of Sydney, hingga Australian National University

New Zealand

New Zealand atau Selandia Baru punya banyak hal menarik buat kamu yang ingin lanjut studi PhD. Negara ini menawarkan kualitas riset yang diakui dunia, biaya studi yang ramah kantong, serta gaya hidup luar ruangan yang seru dan menyegarkan. Dari hiking sampai selancar, kamu bisa menikmati kegiatan seru di tengah pemandangan alam yang luar biasa sambil menyelesaikan riset akademikmu.

Semua universitas di New Zealand sudah masuk peringkat dunia versi QS dan Times Higher Education 2024, jadi kualitasnya nggak perlu diragukan. Kabar baiknya lagi, kamu akan dikenakan biaya kuliah yang sama dengan mahasiswa lokal, tanpa biaya tambahan internasional. Selain itu, universitas di sini juga dikenal dengan proyek riset unik, seperti di bidang ekologi dan antropologi, yang sulit kamu temukan di negara lain.

Program PhD di Selandia Baru umumnya bisa diselesaikan dalam 3 – 4 tahun untuk studi penuh waktu. Untuk mahasiswa dengan visa pelajar, opsi paruh waktu tidak tersedia karena durasi maksimal tetap 4 tahun. Tahun akademiknya dimulai dari Februari hingga November, cocok banget buat kamu yang ingin mengambil waktu sejenak setelah lulus sebelum mulai riset intensif. Ini membuat transisi studi jadi lebih mulus dan nggak terburu-buru.

Jerman

Jerman adalah salah satu negara terbaik untuk melanjutkan studi PhD, apalagi kalau kamu mengincar kualitas riset tinggi tanpa harus keluar banyak biaya. Negara ini punya universitas-universitas bersejarah yang sudah lama menawarkan program doktoral, bahkan sejak abad ke-19. Jadi, wajar saja kalau pengalaman dan reputasinya dalam pendidikan pascasarjana sudah tak diragukan lagi. Menariknya, mayoritas universitas di Jerman tidak membebankan biaya kuliah, bahkan untuk mahasiswa internasional.

Banyak universitas di Jerman yang masuk daftar peringkat global, bahkan sembilan di antaranya berada di posisi 100 besar dunia. Selain itu, kamu juga bisa menemukan pusat-pusat riset eksklusif seperti Max Planck Institutes dan Max Planck Schools. Di sini, mahasiswa PhD bisa bergabung dalam riset interdisipliner dan kolaborasi internasional di bidang seperti kognisi, fotonik, dan material kehidupan. Program doktoral di Max Planck Schools biasanya dibiayai penuh, lengkap dengan fasilitas riset terbaik serta dukungan akademik yang solid.

Program PhD di Jerman terbagi dua jenis: tradisional dan terstruktur. Jenis tradisional umumnya butuh waktu sekitar 4 tahun, sedangkan program terstruktur bisa selesai dalam 3 tahun. Tahun akademik dibagi menjadi dua semester, yaitu Semester Musim Dingin dari Oktober hingga Maret dan Semester Musim Panas dari April hingga September. Format seperti ini bisa memberi kamu fleksibilitas dan waktu yang cukup untuk menyesuaikan ritme belajar dan riset dengan nyaman.

Singapura

Ingin kuliah PhD di sekitar Asia? Singapura menjadi pilihan yang tepat. Singapura punya sistem pendidikan tinggi yang sangat tertata dan diakui dunia. Ada enam universitas negeri yang menawarkan program PhD, dan di sini, semua studi lanjutan disebut sebagai “studi pascasarjana”. Program PhD dan Magister berbasis riset disebut sebagai “studi pascasarjana melalui penelitian”, sedangkan program Magister berbasis pengajaran dikenal sebagai “studi pascasarjana melalui kursus”. Kamu bisa memilih jalur yang sesuai dengan minat dan tujuan akademikmu.

Salah satu keunggulan utama kuliah PhD di Singapura adalah kualitas pendidikannya. Kamu akan belajar dan meneliti bersama para ilmuwan kelas dunia di universitas yang masuk peringkat 100 besar dunia. Proses pembelajaran dan penelitian di sini juga dilakukan dalam bahasa Inggris, yang tentunya memudahkan mahasiswa internasional. Bahkan, penggunaan bahasa Inggris sudah jadi hal umum di kalangan masyarakat lokal. Tak hanya itu, tersedia juga banyak beasiswa penuh untuk mahasiswa berprestasi, mencakup biaya kuliah dan biaya hidup.

Dari sisi kenyamanan hidup, Singapura dikenal sebagai negara yang sangat aman, bersih, dan modern. Tempat ini cocok untuk mahasiswa internasional karena punya lingkungan yang mendukung dan sistem transportasi yang efisien. Durasi program PhD di Singapura biasanya antara 2 – 5 tahun, tergantung pada bidang studi dan proyek riset yang kamu jalani. Jadi, selain mendapatkan pendidikan berkualitas, kamu juga akan tinggal di salah satu negara dengan kualitas hidup terbaik di dunia.

Malaysia

Malaysia terus membuka peluang bagi mahasiswa internasional yang ingin menempuh pendidikan pascasarjana, termasuk program PhD. Pemerintahnya mendorong internasionalisasi dengan mengutamakan pengajaran dalam bahasa Inggris di sebagian besar universitas. Tak heran jika saat ini lebih dari 130.000 mahasiswa internasional memilih untuk belajar di negara ini. Lingkungan belajar yang inklusif, ditambah suasana akademik yang berkembang, menjadikan Malaysia tempat yang ideal untuk melanjutkan studi.

Fokus pemerintah terhadap penelitian juga sangat jelas, terutama di bidang yang berkaitan dengan kemajuan teknologi seperti Sains dan Teknik. Dukungan ini termasuk pendanaan, infrastruktur, hingga kerja sama internasional. Selain itu, Malaysia memiliki kekayaan alam dan keanekaragaman hayati yang sangat cocok untuk kamu yang ingin meneliti di bidang Ekologi, Kedokteran, atau Sains Alam. Kombinasi antara fasilitas akademik dan potensi riset yang luas menjadikan pengalaman PhD kamu makin bermakna.

Malaysia juga dikenal sebagai negara yang aman, damai, dan memiliki biaya hidup yang terjangkau. Meski ekonominya tumbuh pesat, biaya kuliah dan kebutuhan sehari-hari tetap lebih rendah dibanding negara seperti Inggris atau Australia. Universitas di Malaysia juga sudah diakui secara global dan terus menjaga standar kualitas pendidikan. Program PhD biasanya berlangsung antara 3 – 5 lima tahun, tergantung pada bidang studi yang kamu ambil.

Baca Juga: Perbedaan Gelar PhD dan Master, Mana yang Tepat Untukmu?

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Durasi Perkuliahan

Durasi perkuliahan setiap mahasiswa bisa berbeda-beda tergantung pada berbagai faktor yang mempengaruhinya. Bukan hanya jenis program studi atau jenjang pendidikan, tetapi juga metode pembelajaran, sistem akademik universitas, hingga kondisi pribadi mahasiswa bisa menjadi penentu utama. Dengan memahami faktor-faktor ini, kamu bisa merencanakan masa studi dengan lebih baik dan efisien, tanpa mengorbankan kualitas hasil belajar.

Tantangan Menyelesaikan Disertasi dalam Program PhD

Menjadi mahasiswa PhD bukan hanya soal lulus ujian atau menyelesaikan kelas, tapi juga tentang menyelesaikan disertasi yang menjadi bagian paling menantang dari perjalanan akademik ini. Setelah kamu melewati ujian kelulusan, statusmu akan dianggap sebagai “All But Dissertation” atau ABD. Namun, fakta menunjukkan bahwa cukup banyak mahasiswa yang tidak berhasil menyelesaikan tahap ini. Bahkan, diperkirakan hampir separuh dari mereka berhenti sebelum berhasil merampungkan program doktoralnya.

Salah satu alasan utama mengapa banyak mahasiswa terhenti di tahap ini adalah karena disertasi memerlukan dedikasi dan waktu yang jauh lebih panjang dibandingkan dengan komponen akademik lainnya. Kamu dituntut untuk melakukan penelitian mendalam dan menyusun tulisan ilmiah yang benar-benar original, relevan, serta memberikan kontribusi nyata dalam bidang keilmuan yang kamu tekuni. Ini bukan pekerjaan yang bisa selesai dalam waktu singkat.

Proses menyusun disertasi tidak hanya menuntut kemampuan berpikir kritis, tetapi juga manajemen waktu dan mental yang kuat. Banyak mahasiswa kesulitan mempertahankan motivasi ketika menghadapi kompleksitas riset yang panjang, belum lagi berbagai revisi dan bimbingan yang harus dijalani. Namun, dengan strategi yang tepat dan dukungan yang cukup, tantangan ini tetap bisa diatasi hingga kamu berhasil meraih gelar PhD.

Pengaruh Kewajiban Asisten Terhadap Lama Studi PhD

Menjalani peran sebagai asisten dosen atau peneliti memang bisa sangat membantu dalam membiayai studi PhD kamu. Tapi di sisi lain, tanggung jawab ini sering kali menyita banyak waktu yang seharusnya bisa kamu gunakan untuk fokus menyusun disertasi. Beberapa kampus bahkan menetapkan kewajiban mengajar minimal satu kelas setiap semesternya bagi mahasiswa pascasarjana, di luar tugas akademik dan penelitian lainnya.

Kewajiban seperti ini bisa memperlambat proses studi jika tidak dikelola dengan baik. Namun, beberapa universitas sudah mulai menyadari hal ini dan memberikan penyesuaian. Misalnya, pengurangan beban mengajar atau tanggung jawab riset tambahan terbukti bisa mempercepat penyelesaian studi. Contohnya, mahasiswa humaniora di Universitas Princeton dapat menyelesaikan program PhD mereka lebih cepat (rata-rata dalam 6,4 tahun dibandingkan 7,5 tahun), karena dukungan finansial yang stabil serta beban mengajar yang lebih ringan.

Kamu perlu mempertimbangkan seberapa besar waktu yang bisa dialokasikan untuk meneliti dan menulis, terutama jika harus berbagi energi untuk mengajar atau membantu penelitian orang lain. Menemukan keseimbangan antara kewajiban akademik dan kemajuan disertasi bisa jadi kunci agar studi PhD tetap berjalan efisien tanpa mengorbankan kualitas.

Faktor Umur dan Tanggung Jawab Lainnya dalam Program PhD

Usia mahasiswa doktoral cenderung lebih tua dibandingkan dengan mahasiswa di tingkat pendidikan lainnya. Rata-rata, seseorang yang berhasil meraih gelar PhD pada tahun 2023 berusia sekitar 31,4 tahun. Hal ini seringkali lebih tinggi lagi bagi mahasiswa di bidang non-sains dan teknik, yang umumnya berusia 35,8 tahun ketika memperoleh gelar mereka. Sementara itu, mereka yang mengejar gelar PhD di bidang sains atau teknik biasanya berusia sekitar 30,7 tahun saat lulus.

Selain usia, mahasiswa PhD juga seringkali memiliki tanggung jawab lain yang mempengaruhi durasi studi mereka. Banyak dari mereka yang sudah memiliki keluarga atau kewajiban lain di luar akademik. Terlebih lagi, jika dana pendidikan mereka mulai habis, beberapa terpaksa mencari pekerjaan penuh waktu untuk mendukung kehidupan sehari-hari. Hal ini tentunya mempengaruhi waktu yang bisa mereka habiskan untuk menulis disertasi dan menyelesaikan program PhD mereka.

Karena banyak faktor eksternal ini, tidak jarang mahasiswa PhD harus menyesuaikan jadwal dan prioritas mereka. Tanggung jawab lain di luar studi seringkali mempengaruhi kemajuan mereka dalam menyelesaikan gelar, yang membuat durasi studi bisa lebih panjang dari yang direncanakan.

Baca Juga: Tertarik Kuliah Di Sunway University Phd? Sebaiknya Baca Ini Dulu!

Konsultasikan Kuliah di Luar Negeri dengan ICAN Education

Banyak pelajar yang bertanya, berapa lama kuliah PhD? Durasi kuliah PhD biasanya memakan waktu antara 3 hingga 6 tahun, tergantung pada negara tujuan dan bidang studi yang dipilih. Dengan durasi tersebut, kamu akan memiliki kesempatan untuk melakukan riset yang mendalam, sekaligus berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan.

Namun, perjalanan untuk kuliah PhD di luar negeri bisa terasa menantang jika dilakukan sendiri. Untuk itu, ICAN Education hadir sebagai solusi yang membantu kamu untuk mewujudkan impian kuliah PhD di luar negeri. Dengan pengalaman dan jaringan luas, ICAN Education dapat memberikan informasi dan konsultasi seputar persiapan kuliah PhD di luar negeri. Mulai dari memilih universitas yang tepat hingga menentukan jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat kamu, semua bisa dibantu oleh ICAN Education.

Selain itu, ICAN Education juga memberikan layanan penting lainnya, seperti bantuan akomodasi sesuai kebutuhan dan follow up setelah kamu diterima di perguruan tinggi. Dengan menggunakan layanan konsultan pendidikan luar negeri profesional seperti ICAN Education, kamu bisa mendapatkan banyak keuntungan, seperti kemudahan dalam proses aplikasi dan informasi yang jelas. Keuntungan lainnya adalah kamu akan mendapatkan panduan yang tepat sepanjang perjalanan studi, membuat kuliah PhD di luar negeri terasa lebih mudah dan terstruktur.

Berencana untuk Kuliah di Luar Negeri?

Dapatkan informasi terlengkap seputar Perkuliahan di Luar Negeri dengan Konsultasi Gratis bersama Counsellor ICAN Education Consultant.

Lihat Semua Nomor Kantor Cabang atau temukan Lokasi Kantor kami.

Konsultasi Online Gratis
Isi form konsultasi ini untuk mengatur jadwal online consultation dengan tim kami.
Hubungi Kami

Konselor kami akan memberikan layanan konsultasi gratis seputar informasi pendidikan ke universitas luar negeri. Layanan tersebut mencakup pencarian jurusan yang tepat, pemilihan universitas, informasi biaya pendidikan dan semua hal yang menyangkut universitas di luar negeri.

Jakarta - Tangerang
Branch Gading Serpong, Tangerang

(021) 5421 0200
(021) 5422 0200

Branch Pluit, Jakarta Utara

(021) 6667 0204
(021) 6667 0206

Branch Taman Palem, Jakarta Barat

(021) 2255 3706
(021) 2255 3272

Branch Bintaro, Tangerang Selatan

(021) 2951 1824
(021) 2221 3833

Branch Kelapa Gading, Jakarta Utara

(021) 2245 0554

Jawa Barat
Branch Bekasi, Jawa Barat

(021) 8889 4102
(021) 8889 5272

Branch Bandung, Jawa Barat

(022) 5239 5100

Jawa Tengah
Branch Yogyakarta, DIY

(0274) 5016 618
(0274) 5016 156

Branch Semarang, Jawa Tengah

(024) 8640 3771

Kepulauan Riau
Branch Batam, Riau

(0778) 7490 665

Branch Tanjung Pinang, Riau

+62 813 6530 6699

Sumatera
Branch Medan, Sumatera Utara

(061) 8881 5181

Kalimantan
Branch Balikpapan, Kalimantan Timur

(0542) 8794 997

Branch Samarinda, Kalimantan Timur

(0541) 2838 364

Sulawesi
Branch Manado, Sulawesi Utara

(0431) 7198 409

Daftar Semua Jurusan