Bahasa Inggris memiliki banyak aspek tata bahasa yang penting untuk kamu pahami, salah satunya adalah conditional sentence atau kalimat pengandaian. Kalimat ini sering digunakan untuk membicarakan situasi bersifat imajiner, kemungkinan di masa depan, maupun kejadian yang bertolak belakang dengan kenyataan. Menguasai soal conditional sentence sangat bermanfaat karena sering muncul dalam percakapan sehari-hari maupun ujian TOEFL.
Dengan memahami conditional sentence, kamu bisa lebih mudah menyampaikan ide, pendapat, maupun rencana dalam berbagai konteks. Mulai dari menyatakan sesuatu yang mungkin terjadi, memberikan saran, hingga menggambarkan situasi tidak nyata, semua bisa diungkapkan dengan jelas jika kamu tahu pola kalimatnya. Inilah alasan mengapa mempelajari conditional sentence menjadi bagian penting dalam meningkatkan kemampuan bahasa Inggris.
Topik Pembahasan
Conditional Sentence Adalah?
Conditional sentence adalah jenis kalimat dalam bahasa Inggris yang digunakan untuk menyatakan suatu kondisi dan hasil yang mungkin terjadi jika kondisi tersebut terpenuhi. Kalimat ini selalu terdiri dari dua bagian, yaitu:
- Condition (syarat) biasanya diawali dengan kata penghubung seperti if atau unless.
- Result (hasil), menunjukkan apa yang akan terjadi jika syarat tersebut terjadi.
Misalnya dalam kalimat, If you study hard, you will pass the exam, bagian “If you study hard” adalah kondisi, sedangkan “you will pass the exam” adalah hasilnya. Dengan mempelajari conditional sentence, kamu bisa lebih mudah menyampaikan ide atau situasi yang bersifat kemungkinan, pengandaian, atau bahkan sesuatu yang bertolak belakang dengan kenyataan.
Conditional Sentence Type
Ada empat jenis utama conditional sentences, yaitu type 0, type 1, type 2, dan type 3. Masing-masing memiliki fungsi, rumus, dan contoh penggunaan yang berbeda. Memahami perbedaan ini akan membantu kamu membuat kalimat yang lebih tepat, terutama saat menghadapi soal TOEFL.
Zero Conditional Sentences (Type 0)
Zero conditional adalah jenis conditional sentence yang paling sederhana. Kamu menggunakannya untuk menyatakan fakta atau kebenaran umum yang selalu benar dalam situasi tertentu. Kalimat ini sering muncul dalam sains, kebiasaan sehari-hari, atau aturan alam yang tidak pernah berubah.
Rumus Zero Conditional:
If + simple present, … simple present.
Contoh Kalimat:
- If you touch fire, you get burned.
- If water reaches 100 degrees Celsius, it boils.
- If the sun sets, it gets dark.
- If people don’t drink water, they feel thirsty.
- If you drop a glass, it breaks.
Zero conditional membantu kamu untuk menyampaikan hal-hal yang bersifat fakta mutlak dan berlaku setiap saat. Jadi, saat kamu ingin menegaskan sesuatu yang selalu benar, gunakan pola ini.
First Conditional Sentences (Type 1)
First conditional digunakan untuk membicarakan situasi nyata atau kemungkinan yang bisa terjadi di masa depan. Kamu memakainya saat ingin menunjukkan konsekuensi logis dari sebuah kondisi.
Rumus:
If + [simple present], … will + [infinitive]
Contoh Kalimat:
- If you join the TOEFL class, you will improve your score.
- If she calls me tonight, I will answer.
- If they arrive early, we will start the meeting on time.
- If you eat too much sugar, you will feel sick.
- If we practice every day, we will win the competition.
First conditional selalu berbicara tentang sesuatu yang mungkin benar-benar terjadi di masa depan. Jadi, makna kalimat bukan imajinasi atau hal yang mustahil.
Second Conditional Sentences (Type 2)
Second conditional digunakan untuk membicarakan situasi yang tidak nyata atau kemungkinan kecil terjadi di masa sekarang maupun masa depan. Kamu bisa memakainya untuk menggambarkan imajinasi, angan-angan, atau situasi yang mustahil.
Rumus:
If + [simple past], … would + [infinitive]
Contoh Kalimat:
- If I lived near the beach, I would go swimming every morning.
- If she studied more, she would get better grades.
- If they were here, we would celebrate together.
- If you had more free time, you would travel abroad.
- If we knew his secret, we would understand the problem better.
Second conditional menekankan pada hal yang tidak nyata atau sangat kecil kemungkinannya terjadi. Itulah mengapa, rumus ini sering dipakai untuk berandai-andai atau membayangkan situasi lain dalam hidup.
Third Conditional Sentences (Type 3)
Third conditional digunakan untuk membicarakan situasi yang tidak nyata di masa lalu. Kamu bisa memakainya saat ingin mengungkapkan penyesalan atau membayangkan hasil berbeda dari sesuatu yang sudah terjadi.
Rumus:
If + [past perfect], … would have + [past participle]
Contoh Kalimat:
- If I had joined the study group, I would have understood the lesson better.
- If she had prepared earlier, she would have caught the bus.
- If they had invited me, I would have attended the party.
- If you had listened carefully, you would have avoided the mistake.
- If we had booked tickets earlier, we would have paid less.
Third conditional menekankan pada hal yang tidak terjadi atau tidak dilakukan di masa lalu. Seandainya hal di masa lalu tidak terjadi atau tidak dilakukan, maka pasti hasilnya berbeda dengan kondisi nyata sekarang.
Baca Juga : Cara Menghafal Tenses Dengan Mudah
Contoh Soal Conditional Sentence
- If I ___ (be) taller, I would join the basketball team.
A. am
B. was
C. were
D. had been - If they had left earlier, they ___ (catch) the train.
A. catch
B. will catch
C. would catch
D. would have caught - If it rains tomorrow, we ___ (stay) at home.
A. stay
B. will stay
C. stayed
D. would stay - If you heat water to 100°C, it ___ (boil).
A. boils
B. will boil
C. boiled
D. would boil - If she ___ (speak) English fluently, she would work abroad.
A. speaks
B. spoke
C. speak
D. had spoken
Kunci jawaban
1. Jawaban: C. were
Penjelasan: Kalimat ini menggunakan second conditional, karena berbicara tentang situasi yang tidak nyata (seandainya saya lebih tinggi). Rumusnya adalah If + simple past, … would + infinitive. Subjek “I” menggunakan bentuk were dalam conditional sentence.
2. Jawaban: D. would have caught
Penjelasan: Ini adalah third conditional, karena membicarakan sesuatu yang sudah terjadi di masa lalu. Rumusnya If + past perfect, … would have + past participle. Karena “had left” adalah past perfect, maka jawabannya “would have caught”.
3. Jawaban: B. will stay
Penjelasan: Ini adalah first conditional, karena berbicara tentang kemungkinan nyata di masa depan. Rumusnya If + simple present, … will + infinitive. Karena kondisi “it rains” menggunakan simple present, maka jawabannya “will stay”.
4. Jawaban: A. boils
Penjelasan: Ini adalah zero conditional, karena berbicara tentang fakta umum atau kebenaran ilmiah. Rumusnya If + simple present, … simple present. Karena “heat” adalah simple present, jawabannya “boils”.
5. Jawaban: B. spoke
Penjelasan: Ini adalah second conditional, karena berbicara tentang situasi yang tidak nyata saat ini. Rumusnya If + simple past, … would + infinitive. Kata kerja “spoke” sesuai dengan kondisi ini.
Conditional Sentence Pada TOEFL
Conditional sentence dalam TOEFL sering muncul dalam bentuk soal reading, listening, maupun structure. Kamu perlu memahami bagaimana kalimat ini digunakan, terutama saat diubah ke reported speech.
Conditional sentence digunakan untuk menyatakan situasi nyata, kemungkinan, hingga hal yang tidak nyata atau mustahil. Dalam TOEFL, kamu akan diminta mengidentifikasi atau melaporkan ulang kalimat tersebut, atau disebut dengan conditional sentence in reported speech. Misalnya, pada soal conditional sentence type 1, sebagaimana contoh berikut:
Direct: “If the sun shines tomorrow, I will go jogging.”
Reported: She said that if the sun shone the next day, she would go jogging.
Untuk conditional type 2, struktur biasanya tidak berubah karena sudah berbentuk hipotetis:
Direct: “If I found a wallet, I would return it.”
Reported: He said that if he found a wallet, he would return it.
Dalam pengerjaannya, tidak perlu lagi mengubah tenses. Will akan menjadi would, dan would akan tetap menjadi would. Penggunaan conditional sentence pada reported speech di TOEFL ini biasanya muncul pada bagian speaking.
Sementara untuk conditional sentence type 3, strukturnya juga tetap sama meskipun dilaporkan:
Direct: “If we had taken a taxi, we would have arrived on time.”
Reported: They said that if they had taken a taxi, they would have arrived on time.
Dengan memahami pola perubahan ini, kamu akan lebih mudah menjawab soal TOEFL yang menguji pemahaman grammar maupun kemampuan menulis dan berbicara dalam konteks akademik.
Sekarang, kamu sudah mendapatkan panduan lengkap tentang apa saja soal conditional sentence yang sering muncul dalam tes TOEFL. Conditional sentence terbagi menjadi empat tipe utama, yaitu zero conditional, first conditional, second conditional, serta third conditional. Selain itu, kamu juga harus tahu bagaimana cara melaporkan conditional sentence dalam reported speech tanpa mengubah makna dan struktur yang sebenarnya.
Ingin lebih mudah memahami penggunaan conditional sentence dan cara mengaplikasikannya dalam tes TOEFL? Kamu bisa melakukan konsultasi di ICAN English mulai dari sekarang! Melalui bimbingan tepat, kamu tidak hanya belajar teori tetapi juga praktik langsung dengan soal-soal khas TOEFL sehingga kemampuanmu meningkat pesat. Dengan strategi belajar terarah, peluang kamu meraih skor tinggi TOEFL semakin besar.