Sistem SKS di luar negeri menjadi salah satu hal penting yang perlu kamu pahami sebelum memutuskan untuk melanjutkan studi internasional. Banyak negara memiliki sistem kredit akademik yang berbeda dari yang digunakan di Indonesia, baik dari segi struktur, beban studi, maupun cara penghitungan nilai kelulusan.
Memahami perbedaan ini akan sangat membantumu dalam menyesuaikan diri dengan pola belajar dan persyaratan kelulusan di kampus tujuan. Selain itu, pengetahuan tentang sistem ini juga akan memudahkan saat mengatur jadwal kuliah, mengambil mata kuliah pilihan, hingga merencanakan masa studi dengan lebih efektif.
Topik Pembahasan
Apa Itu Sistem Kredit atau SKS?
Sistem SKS di luar negeri digunakan sebagai alat ukur untuk menentukan beban studi dan capaian akademik setiap mahasiswa di tingkat sarjana maupun pascasarjana. Saat kamu mengambil mata kuliah, universitas akan memberikan sejumlah kredit berdasarkan beberapa komponen penilaian, seperti kehadiran, tugas atau proyek, kuis, dan ujian.
Setiap mata kuliah bisa memiliki jumlah kredit yang berbeda tergantung dari intensitas materi, durasi pertemuan, serta beban tugas yang diberikan. Semakin kompleks dan padat isi kuliahnya, biasanya semakin besar juga jumlah kredit yang akan kamu dapatkan.
Di universitas luar negeri, sistem kredit tidak selalu sama dengan sistem SKS di Indonesia. Maka dari itu, ketika kamu ingin melanjutkan studi ke luar negeri, pihak universitas akan menilai apakah pendidikan yang sudah kamu tempuh setara dengan standar mereka. Misalnya, saat kamu telah menyelesaikan program D3 di Indonesia dan ingin mendaftar program S1 di Amerika, mereka tidak serta merta menganggap bahwa SKS-mu langsung bisa diterima begitu saja. Mereka akan melakukan proses konversi atau penyetaraan kredit dari sistem Indonesia ke sistem mereka sendiri.
Proses konversi ini membutuhkan waktu dan biasanya dikenakan biaya tambahan. Oleh karena itu, kamu perlu menyiapkan dokumen dan mendaftar lebih awal agar proses pengakuan kredit berjalan lancar. Memahami sistem SKS di luar negeri akan sangat membantu dalam merencanakan studi dengan lebih tepat dan efisien, terutama saat ingin mentransfer studi dari universitas Indonesia ke luar negeri.
Perbandingan Sistem SKS di Luar Negeri dan Indonesia
Memahami perbandingan SKS Indonesia dan luar negeri sangat penting bagi kamu yang berencana melanjutkan studi internasional. Setiap negara memiliki standar dan metode penghitungan kredit yang berbeda, baik dari segi durasi pembelajaran, beban tugas, hingga bobot akademiknya. Untuk lebih jelas lagi berikut ini perbandingan sistem SKS kuliah di luar negeri dan Indonesia yang dijelaskan dalam bentuk tabel:
Aspek | Indonesia (SKS) | Luar Negeri (ECTS / SCH) |
Satuan kredit | 1 SKS = ~170 menit per minggu (50′ tatap muka + terstruktur + mandiri) | ECTS: 1 tahun = 60 ECTS = 1500–1800 jam belajar SCH (AS): 1 kredit = ~3 jam tatap muka/minggu selama semester |
Beban per semester | 20 SKS ≈ 3400 menit tatap muka dan belajar mandiri | ECTS: 30 ECTS/semester = 750–900 jam belajar semester SCH: 15 – 16 SCH/semester = ~45–48 jam tatap muka per minggu |
Konversi | 1 SKS ≈ 1,59–1,7 ECTS | – |
Total kredit Sarjana | 144–160 SKS ≈ 216–272 ECTS | – |
Total kredit Sarjana luar | – | 120–130 SCH di AS; 180 ECTS di Eropa |
Secara ringkas, sistem SKS di Indonesia dan sistem kredit di luar negeri (ECTS di Eropa, SCH di Amerika) mengukur beban belajar mahasiswa, tetapi dengan skala dan konversi yang berbeda. Proses transfer atau penyetaraan kredit sering diperlukan saat kamu pindah studi.
Penutup
Memahami sistem SKS di luar negeri menjadi langkah penting sebelum memutuskan untuk melanjutkan studi internasional. Setiap negara memiliki cara berbeda dalam menghitung beban studi mahasiswa, seperti ECTS di Eropa atau semester credit hour (SCH) di Amerika Serikat. Perbedaan ini bisa mempengaruhi proses penyetaraan nilai, beban kuliah, hingga durasi studi yang harus kamu tempuh. Dengan mengetahui sistem ini sejak awal, kamu bisa mempersiapkan diri lebih baik dan menghindari kesalahpahaman saat proses pendaftaran maupun saat menjalani perkuliahan di luar negeri.
Bagi kamu yang masih bingung dan ingin memastikan proses pendaftaran kuliah di luar negeri berjalan lancar, menggunakan jasa profesional seperti ICAN Education Consultant adalah langkah cerdas. Sebagai agen pendidikan luar negeri yang berpengalaman, ICAN Education tidak hanya membantu memahami sistem pendidikan negara tujuan, tapi juga mendampingi kamu dalam menyiapkan seluruh persyaratan. Mulai dari konsultasi, pemilihan universitas, pengurusan dokumen, pencarian akomodasi, hingga pengajuan visa pelajar akan dibantu secara profesional dan menyeluruh.
ICAN Education Consultant hadir untuk memudahkan proses studimu di luar negeri melalui layanan lengkap yang disesuaikan dengan kebutuhan pelajar. Dengan jaringan universitas yang luas dan kantor cabang di berbagai kota besar di Indonesia, tim ICAN siap membantumu mewujudkan impian kuliah di luar negeri tanpa stres. Hubungi ICAN Education sekarang dan mulai langkah pertama menuju pengalaman kuliah internasional yang sukses dan terarah.